Type to search!

Saturday, June 3, 2017

Resensi: COLOVER



Judul buku          : Colover
Pengarang           : Fairy, Senselly, Yuli Pritania, Edotz Herjunot, Sung Ie, Ce, Sintia Astarina, Ida R, Ca,  Team Peak.
Editor                  : Anin Pratajuangga
Cover                 : Dyndha Hanjani P.
Penata Isi            : Phiy
Penerbit              : Grasindo
Tahun Terbit        : 2014
Tebal Buku         : 242 halaman
Bahasa               : Indonesia

Overview
Novel Colover merupakan mengemas sepuluh cerpen yang mengusung tema tentang kesan mendalam para tokoh terhadap warna-warna tertentu dibalik kisah yang mereka alami. Sebagian besar
cerpen-cerpen berbau Korea yang biasa disebut dengan Fanfiction dalam dunia “Korea-Korea-an” tersebut tokoh utamanya adalah orang Korea, dan semuanya berlatar tempat di Korea, baik Korea Selatan maupun Utara! Kesepuluh cerpen tersebut ditulis oleh sederet nama penulis Fanfiction yang karya-karyanya sudah dikenal secara online, terutama Yuli Pritania melalui karyanya 2060. Nah, berikut ini adalah ringkasan-ringkasan dari beberapa kisah yang menurut saya paling menarik dalam Colover. Check it out!

1.    “Blue Sky” oleh Fairy
Preview:
Kisah ketika Yoon-Jo mulai masuk di persahabatan Hye-Rin dan Rae-Mi dalam lembutnya warna biru yang akan selalu disukainya.
Pertama-tama membaca novel ini kita akan dibawa ke dalam kisah cinta anak remaja yang alurnya ringan untuk dibaca. Meskipun konfliknya adalah cinta segitiga antara satu lelaki dan dua perempuan yang bersahabat, namun penyaluran emosinya sederhana. Fanfiksi dengan latar suasana seperti ini biasanya disebut memiliki genre Fluff.
Raemi dan Hyerin sudah bersahabat sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Keduanya sangat menyukai warna biru. Meskipun sempat terpisah satu sama lain ketika SMP, namun mereka sekolah di SMA yang sama. Suatu hari, mereka berdua menjadi akrab dengan seorang laki-laki bernama Yoonjo. Laki-laki itu bersikap terlampau baik kepada Raemi, sampai-sampai Raemi salah sangka, ia berpikir bahwa Yoonjo menyukainya. Raemi pun berbagi perasaannya yang berbunga-bunga pada Hyerin. Tak punya pilihan, Hyerin yang juga menyukai Yoonjo lantas menyerah akan perasaannya terhadap laki-laki itu.
Dalam waktu singkat, Raemi sudah menyatakan perasaannya kepada Yoonjo. Dengan berat hati Hyerin menanyakannya langsung pada laki-laki itu, apakah ia menerima sahabatnya itu atau tidak. Yoonjo yang usil tidak mau langsung menjawab pertanyaan Hyerin, melainkan memancing emosi gadis tersebut, bersikap seolah-olah ia telah berpacaran dengan Raemi. Hyerin yang keburu nyesek buru-buru angkat kaki dari hadapan Yoonjo. Namun Hyerin membeku seketika saat Yoonjo berteriak, “Aku menolaknya!”
“Orenji” oleh Senselly
Si ceria Jung Se-Ra berwarna orange dengan romansa yang begitu manis. Kisah Orenji dan Tuan Kiwi dengan cara jatuh cintanya yang sangat sederhana.
“(Im)perish(able)” oleh Yuli Pritania
Lembutnya turquoise yang menyatukan Yoon dan Joo untuk menguatkan kembali perasaan cinta mereka yang nyaris roboh.
Cerpen ini mengisahkan tentang pasangan suami-istri yang sedang mengadakan Farewell Goodbye dengan pergi keluar kota bersama. Mereka mengunjungi suatu tempat yang penuh kenangan akan pertemuan pertama mereka. Sang suami, Yoon, berharap Joo merubah pikirannya untuk berpisah dan memperbaiki kehidupan rumah tangga mereka kembali. Akan tetapi Joo masih diliputi rasa bersalah akibat keguguran yang dialaminya saat mengandung calon anak pertama mereka. Ia terus menyalahkan dirinya, merasa tidak mampu menjaga kepercayaan yang telah Yoon beri kepadanya sehingga ia berpikir ia tidak pantas menjadi istri Yoon. Meski begitu, dari dalam lubuk hati, Joo masih sangat mencintai Yoon. Pria itu selalu berada di benaknya sampai detik itu. Terbukti, semua barang-barang yang ia miliki berwarna Turquoise, paduan antara warna kesukaan Yoon –hijau dengan warna favoritnya biru muda. Yoon pun menarik kesimpulan bahwa Joo ternyata tidak pernah menutup hati untuknya.
“Seoul, I Love You” oleh Edotz Herjunot
Kisah cinta mahasiswa Indonesia dalam ‘Seoul, I Love You’ memberikan warna biru muda yang menyenangkan.
“Shadow” oleh Sung
Julukannya geomjeong chamsae –burung pipit hitam, gadis itu. Mungil, serampangan. Hitam.
“Sophisticated” oleh Ce
Serpihan-serpihan tipis yang mulai berjatuhan dari langit menyaksikan kebersamaan Hyeun dan Jaewoon. Salju pertama musim dingin. Putih.
“The Time Will Call You” oleh Sintia Astarina
Warna paling hangat dan segar yang tepat untuk dipakai di musim semi, Peach, dalam kisah Myung-Soo dan Min-Jeong.
“The Ultimate Cure” oleh Ida R Yulia
‘Merah merupakan warna penyembuh utama untuk kesedihan’. Tapi, warna merah sebenarnya mengingatkan Jung Sang-Joon akan darah putranya yang mengalir sia-sia karena terabaikan.
Kisah tentang penyesalan seorang ayah yang kehilangan anak laki-lakinya akibat sikap keras kepalanya terhadap sang anak, Hoon. Semasa hidupnya, Hoon sangat menyukai grup sepakbola Manchester United, sehingga ia menyukai merah juga, secara otomatis. Suatu hari, ia terlibat skandal di sekolah. Sebuah foto dirinya dengan seorang siswa berciuman beredar, lantas membuatnya menjadi sasaran Bullying murid-murid lain dan mendapat hukuman dari pihak sekolah. Perasaan malu dan marah yang meluap-luap menyebabkan sang ayah terus menyalahkan sang anak secara sepihak; ia begitu keras kepala dengan asumsinya, tanpa mau mendengarkan sepatah kata pun pernyataan anaknya. Hoon ingin sekali mengatakan kenyataan yang sesungguhnya, bahwa Hoon telah dijebak, siswa gay tersebut lah yang mencium Hoon dan sengaja minta diambil gambar mereka, seolah-olah mereka benar-benar punya hubungan terlarang semacam itu. Hoon yang sudah sangat terpukul dengan skandalnya itu pun semakin merasa putus asa karena bahkan ayahnya sendiri tidak mau mendengarkan penjelasannya. Akhirnya ia memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Setelah kejadian itu, ayah Hoon menjadi pengembara; ia berjalan kaki ke sudut kota yang satu ke sudut kota lain untuk mengampanyekan misinya dalam memberantas stigma masyarakat terhadap hubungan sesama jenis. Ia berharap, dengan menceritakan kisah tragis yang telah menimpa anaknya kepada orang-orang yang ia temui, Hoon menjadi sumber inspirasi bagi mereka dan kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa depan.
“Violet Hope” oleh Ca
Di Kanada, pasangan Sejung dan Zhaoyi harus berdamai dengan realita. Juga, menerimanya dengan tangan terbuka. Violet.
“Wajah Boleh Diatur” oleh Team Peak
Petualangan ‘hampir menarik’ oleh Amar, Gilang, dan Abil dalam menyelamatkan sahabatnya si Mbah yang pergi ke Korea karena termotivasi cintanya yang abu-abu.
Cerpen humor ini benar-benar pas buat penutup! Kocak bangetttt mulai dari bahasa narasinya sampai lawakan-lawakan garingnya, THE BEST! Nendang banget asli! Alkisah, seorang Mbah (nama panggung dari Mahardika) nekat ke Korea Selatan lewat jalur Korea Utara buat mengoperasi tompelnya biar tambah ganteng, menurutnya, dan kegantengannya akan mengguncang hati kaum hawa. Kepergiannya yang mendadak itu membuat ketiga sahabatnya panik dan akhirnya menyusul jejak Mbah menuju Korea. Di perjalanan menuju Negeri Ginseng itu, mereka mengalami kejadian-kejadian yang langka dialami oleh masyarakat pada umumnya. Kwocaak banget pokoknya. It’s my cup of tea, after all!
Komentar & Rekomendasi
Sebagian besar cerita memenuhi kriteria sebagai High Quality Fanfiction, dimana pemilihan diksinya sangat bagus dan suasana “Korea”-nya juga sangat mengena. Hanya saja beberapa author masih kurang aware sama makna dari sebuah kata/frasa Koreanya, sehingga berdampak ke kesalahan penggunaan ekspresi tertentu. Bahkan dari tulisan romanjinya, penulis tampaknya masih buta Hangul. Bagaimana bisa mengetahui bahasa Korea kalau hurufnya saja belum menguasainya. Hal ini semoga sudah tidak terjadi lagi, ya... Saya tidak pernah membeli novel berbau Korea lagi selain ini soalnya, hehe.

Anyways, this is a recommended novel for you guys who love Fanfictions and time sucker, especially. Lol

No comments:

Post a Comment